Thank You for Coming into My Life :)
“Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Selamat Pagi, Dunia :)
Cuplikan hadist di atas, menjadi pembuka
sekaligus penentu topik di postinganku kali ini. Siapa sih yang ngga tau hadist
di atas, pasti sudah familiar kan?
Yep, it's all about FRIEND.
Teman, menurutku sendiri, teman merupakan sosok
yang sangat berpengaruh untuk seseorang di samping keluarganya. Teman adalah
sosok yang membersamai kita kapanpun dimanapun, saat kita jauh dari keluarga.
Bahkan tak jarang, waktu bersama teman jauh lebih banyak jika dibandingkan
waktu bersama keluarga. Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi,
saat kepribadian seseorang dapat berubah mengikuti pergaulan di sekitarnya,
yang tak lain dan tak bukan, itu adalah teman-temannya.
Sudah banyak contoh-contoh di sekitar kita, dari pengaruh yang baik sampai pengaruh buruk sosok teman untuk kepribadian. Mungkin, ada yang berasal dari keluarga baik-baik namun salah masuk komunitas dan pergaulannya tidak baik, lalu tiba-tiba sifatnya berubah 180 derajat. Mungkin juga ada yang berasal dari keluarga yang bisa dibilang agak tidak harmonis, namun dalam kesehariannya seseorang ini begaul dengan teman-teman yang selalu mendukungnya sehingga menjadi pribadi yang lebih tangguh. Ya, pasti banyak kemungkinan lainnya yang dapat terjadi.
Lalu, bagaimana kita harus bersikap dalam soal dunia pertemanan ini? Sementara ada yang bilang, teman itu jangan pilih-pilih. Ya apa salahnya ya kan temenan sama siapa aja? Yap, tepat sekali. Menurutku, teman memang tidak usah pilih-pilih, karena sebagai makhluk sosial, dimanapun kita berada kita pasti akan butuh yang namanya teman.
Sebagaimana yang telah diterangkan dalam surat Al-Kahfi ayat 28:
“Dan bersabarlah kamu bersama
dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan petang hari dengan
mengharap keridhoan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan janganlah kamu mengikuti
jalan orang yang telah Kami jadikan hatinya lalai dari mengingat Kami serta
menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaan mereka itu melampaui batas.”
Sepenangkapku, dari ayat itu, yang diseleksi itu bukan hanya teman biasa, yang diseleksi adalah teman yang selalu mengisi lembaran-lembaran kehidupan kita (dari pagi-petang), teman yang dengannya kita bisa nyaman, teman yang dijadikan tempat berbagi, teman yang tidak jarang tahu baik buruknya kita. Teman yang bisa kita sebut sebagai, SAHABAT.
Selain itu, berteman ya dengan siapa saja, berbaur dengan banyak orang, tapi ingat, hanya BERBAUR tanpa MELEBUR. Kita sudah cukup dewasa untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Jadi, pastikan kita bisa mencari teman/relasi sebanyak-banyaknya dengan membaur tanpa melebur.
Ceritaku soal teman sampai saat ini pun
sangatlah luar biasa indah. Allah selalu melindungiku dengan memberikanku
lingkungan yang sangat-sangat kondusif untuk belajar. Allah selalu
mempertemukanku dengan orang-orang hebatNya di bumi ini. Allah menjagaku dengan
menempatkan ku di tempat yang sangat nyaman.
Dari saat itu, menginjak Sekolah Menengah
Pertama, aku di tempatkan di sekolah yang menuntutku untuk melakukan kewajiban sebagai
seorang perempuan, menutup aurat dengan sempurna, walaupun masih abal-abal,
namanya juga masih kecil, hihi. Bertemu dengan teman-teman yang mayoritas
berasal dari MI/IT sekitar, sekolah yang mempunyai Masjid indah yang sangat
nyaman untuk didatangi, ah really love the atmosphere <3
Kemudian bertemu dengan teman-teman hebat di
Sekolah Menengah Atas. Lagi-lagi Allah menuntunku untuk datang ke ruang hijau
satu-satunya di sudut sekolah waktu itu, ini menjadi langkah awal dimana aku
bertemu dengan orang-orang hebat sebagai 'rumah'ku yang sekarang sedang
bertebaran di bumi Allah, untuk menggapai cinta dari langit dan menebarkannya
di bumi.
Setelah itu, dengan skenario terbaikNya, Ia memberiku kesempatan
untuk menuntut ilmu di kota budaya ini. Untuk kesekian kalinya, Allah
menunjukkan rasa cintaNya kepadaku dengan menempatkanku di tempat dimana aku
bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mempertemukanku dengan
teman-teman kos yang sangat luar biasa baik, dan membawaku menjadi sosok yang
lebih baik. Teman-teman di kelas yang kondisinya saling mendukung, AAI, Tahsin,
sangat terjaga :).
Dan lagi, langkahku menuju salah satu ruangan di gedung porsima
waktu itu merupakan jawaban dari semua pertanyaanku tentang 'rumah' yang aku
cari di tanah rantau ini. Rumah yang aku cari ternyata ada di sana, di ruangan
pojok lantai 1 gedung porsima, dengan orang-orang hebat dan menginspirasi di
dalamnya.
Allah.
Terimakasih telah memberikanku teman yang begitu luar biasa, yang
membentuk karakterku, yang dapat membawaku untuk selalu tetap berada di jalan
yang Kau ridhai.
Keluarga SIM 2016 |
Keluarga Pendidikan Kimia 2014 |
My Kost Sweet Kost's Family |
<3 |
Comments
Post a Comment