Siap Memutar Kemudi Hatimu?
"Aku pamit, ya?" Hei, bahkan mampir saja kamu belum pernah, lalu apa yang ingin kamu pamitkan? "Okay, aku mundur saja kalau gitu." Hmm, memang kamu pernah maju? maju saja belum, lalu mengapa harus mundur? "Lalu aku harus berkata apa dengan posisiku yang seperti saat ini?" Mungkin untuk saat ini, kalimat yang tepat adalah jaga hatimu dan perasaanmu dengan lebih bijak, Nak. Aku tahu, itu sangat rapuh, sangat cepat luluh, dan itu pula merupakan pintu masuknya musuh Nabi Adam yang sangat sulit untuk ditutup, bahkan sekuat apapun kamu telah berusaha menutupnya. Itu fitrah, Nak. Tapi akan menjadi salah jika kamu membiarkan dirimu berlarut-larut di dalamnya. Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya, yang mencintaimu, bahkan saat dirimu selalu lalai, selalu angkuh, selalu keras kepala. Dia selalu ada untukmu bukan? Kamu masih diberi kesempatan untuk menangisi kealfaan mu di hari kemarin dan hari ini, bukankah Dia seba...