Siap Memutar Kemudi Hatimu?
"Aku pamit, ya?"
Hei, bahkan mampir saja kamu belum pernah, lalu apa yang ingin kamu pamitkan?
"Okay, aku mundur saja kalau gitu."
Hmm, memang kamu pernah maju? maju saja belum, lalu mengapa harus mundur?
"Lalu aku harus berkata apa dengan posisiku yang seperti saat ini?"
Mungkin untuk saat ini, kalimat yang tepat adalah jaga hatimu dan perasaanmu dengan lebih bijak, Nak. Aku tahu, itu sangat rapuh, sangat cepat luluh, dan itu pula merupakan pintu masuknya musuh Nabi Adam yang sangat sulit untuk ditutup, bahkan sekuat apapun kamu telah berusaha menutupnya. Itu fitrah, Nak. Tapi akan menjadi salah jika kamu membiarkan dirimu berlarut-larut di dalamnya. Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya, yang mencintaimu, bahkan saat dirimu selalu lalai, selalu angkuh, selalu keras kepala. Dia selalu ada untukmu bukan? Kamu masih diberi kesempatan untuk menangisi kealfaan mu di hari kemarin dan hari ini, bukankah Dia sebaik-baiknya Pengampun? Bukankah Dia sebaik-baiknya Penyayang? Semoga kamu masih diberi kesempatan olehNya untuk kembali memutar hati, esok hari ya?
"huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa." *kejer sekejer kejernya*
Siap memutar kemudi hatimu?
" :) "
Aku tahu, kamu merasa tidak adil kan? kamu merasa kenapa selalu seperti ini? Hatimu patah, untuk kesekian kali, iya kan? Aku tahu, Nak. Menurutmu, mengapa itu terjadi?
" :( "
Tolong, jangan bersedih kembali untuk hal seperti ini. Air matamu terlalu mahal. Aku tahu, itu setulus-tulusnya air mata. Tapi sudah, cukupkan sampai hari ini ya? Allah selalu membuat skenario seperti ini untukmu, bahkan sejak pertama kali kamu menyadari akan adanya perasaan seperti ini dulu, iya kan? Itu mengapa kamu merasa tidak adil? Sebaliknya, kamu harus sangat sangat bersyukur, Nak. Kamu harus sadar bahwa Dia lah sebaik-baiknya pelindung :).
"Pelindung?"
Tepat, sampai hari ini, dirimu masih dilindungi olehNya dari hal yang bisa menjerumuskanmu ke dalam kesia-siaan. Dari hal yang bisa mendekatkanmu ke jurang yang sangat dalam. Dari hal yang bahkan dapat menjerumuskan kedua orang tuamu ke dalam api yang sangat panas. Bersyukur ya?
"Benarkah?"
Percayalah..... Bunga yang indah kelak akan dipetik oleh orang yang benar-benar pantas untuk memetiknya :). Tugasmu sekarang belum usai. Bunga itu masih harus berusaha untuk mekar dengan sempurna. Hingga kelak orang yang benar-benar tepat akan datang untuk memetiknya serta merawatnya dengan ikhlas dan dengan sepenuh hatinya, Lillah :).
"Terimakasih :)"
Dan ingat, Allah yang mengetahui apa-apa yang terbaik untukmu. Tentu bukan hanya yang kamu inginkan hari ini, melainkan apa yang kamu butuhkan kelak nanti :).
DONE yha. |
Comments
Post a Comment