We're what We Think and what We Feel
Kata orang, pagi hari itu dapat menjadi penentu mood seseorang dalam satu hari. Begitu juga bagiku. Hal ini membuatku mengusahakan tiap pagi harus mendapat suntikan semangat, entah itu mendengar kajian, baca-baca sesuatu, melihat akun ig ibuknya kirana, dengerin playlist YouTube atau hal lain sesuai dengan keadaan.
Sampai suatu hari, karena kegiatan yang sudah sedikit, tak sempetin streaming kajiannya AA Gym di Darut Tauhid, beliau live setiap pagi ba'da subuh. Hal yang ku suka dari tausiyah-tausiyahnya beliau adalah menekankan pada Tauhid. Hanya Allah lah segala-galanya. Senang? Ingat Allah. Berhasil? Ingat Allah. Sehat? Ingat Allah. Jatuh? Ingat Allah. Sakit? Ingat Allah. Sedih? Ingat Allah? Patah hati? Ingat Allah. (Loh apa itu yang terakhir? Wkwk). Tapi ya memang benar, karena apapun yang terjadi pada diri kita itu memang sudah ditakdirkan, sudah digariskan. Allah yang kasih, Allah juga yang akan mengambil. Iya, yang seperti ini memang sangat dibutuhkan terlebih untuk ku yang mudah sekali terombang ambing (?), karena keadaan hati manusia memang begitu kan? selalu butuh dikuatkan, untuk kembali semangat melangkah dalam meraih ridhaNya.
Aku tertarik dengan judul kajian ini, Dahsyatnya Bukti Ilmiah Orang Penuh Kasih Sayang. Aa Gym mengaitkan hasil kajian dari Prof. David Hawkins dalam bukunya yang berjudul Power vs Force dengan sifat kasih sayang yang dimiliki Rasul, yang dapat memberikan pengaruh sangat besar bagi umat muslim hingga hari ini.
Telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli. Penelitian pertama dilakukan oleh Dr. George Goodheart. setelah dilakukan banyak eksperimen, Dr. George menemukan bahwa tubuh manusia akan bereaksi sama pada setiap rangsangan yang diterima. Contohnya, suplemen yang bernutrisi bagi tubuh akan menguatkan tubuh kita, sedangkan jika suplemen yang tidak baik akan melemahkan tubuh kita. Karena pada dasarnya, tubuh kita tahu mana yang baik dan juga mana yang buruk.
Lalu pada tahun 1970, Dr. John Diamond menemukan bahwa tubuh kita akan menguat atau melemah sebagai respon dari pengaruh rangsangan positif dan negatif baik secara emosional maupun secara fisik. Uniknya, hal ini terjadi secara berulang, bersifat universal dan dapat ditebak.
Singkatnya, Hal ini membuat Prof Hawkins meneliti lebih lanjut dan menuliskan dalam bukunya. Beliau membuat skala frekuensi 1-1000.
"The scale indicates the amount of truth in any form of human expressions, such as people, events, and objects, because of the energy they imprint into the timeless quantum field. Those vibrations of energy get perceived by the attractor patterns of the brain on a subconscious level. It’s the anatomy of human consciousness."
Dari penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap kejadian yang telah berlalu, setiap orang yang pernah tinggal, setiap perbuatan yang kita lakukan, dan setiap pikiran yang kita punya akan mempengaruhi skala yang telah ditentukan. Sifat-sifat buruk akan memberikan frekuensi yang rendah, yaitu di bawah 200 dan memberikan energi negatif pada tubuh sehingga dapat membuat tubuh melemah dan rentan akan terkena penyakit. Sedangkan sifat-sifat baik akan memberikan energi positif dan frekuensi yang besar pada diri sehingga tubuh akan senantiasa menjadi lebih kuat dan tidak rentan terkena penyakit.
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang sangat terpuji, semua hal baik ada pada Rasul, bahkan sebagai tuntunan umat hingga sampai kelak akhir jaman. Selain pola hidup yang baik, hal ini juga yang membuat Rasul selama hidupnya hanya sakit 2 kali, yaitu pertama, ketika diracun oleh seorang perempuan Yahudi ketika ia menghidangkan makanan kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, jelang wafatnya.
MasyaAllah, itulah mengapa kita diperintahkan untuk selalu berperilaku baik, karena selain berdampak pada sekitar juga dapat memberikan energi positif serta meminimalisir sakit berkepanjangan. Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah kaki kita untuk terus berproses dan selalu menjadi pribadi yang baik, baik terhadap diri sendiri juga orang lain.
Sumber :
https://m.youtube.com/watch?v=y-OhvD_seSk
http://siimland.com/power-vs-force-review/
Sampai suatu hari, karena kegiatan yang sudah sedikit, tak sempetin streaming kajiannya AA Gym di Darut Tauhid, beliau live setiap pagi ba'da subuh. Hal yang ku suka dari tausiyah-tausiyahnya beliau adalah menekankan pada Tauhid. Hanya Allah lah segala-galanya. Senang? Ingat Allah. Berhasil? Ingat Allah. Sehat? Ingat Allah. Jatuh? Ingat Allah. Sakit? Ingat Allah. Sedih? Ingat Allah? Patah hati? Ingat Allah. (Loh apa itu yang terakhir? Wkwk). Tapi ya memang benar, karena apapun yang terjadi pada diri kita itu memang sudah ditakdirkan, sudah digariskan. Allah yang kasih, Allah juga yang akan mengambil. Iya, yang seperti ini memang sangat dibutuhkan terlebih untuk ku yang mudah sekali terombang ambing (?), karena keadaan hati manusia memang begitu kan? selalu butuh dikuatkan, untuk kembali semangat melangkah dalam meraih ridhaNya.
Aku tertarik dengan judul kajian ini, Dahsyatnya Bukti Ilmiah Orang Penuh Kasih Sayang. Aa Gym mengaitkan hasil kajian dari Prof. David Hawkins dalam bukunya yang berjudul Power vs Force dengan sifat kasih sayang yang dimiliki Rasul, yang dapat memberikan pengaruh sangat besar bagi umat muslim hingga hari ini.
Telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli. Penelitian pertama dilakukan oleh Dr. George Goodheart. setelah dilakukan banyak eksperimen, Dr. George menemukan bahwa tubuh manusia akan bereaksi sama pada setiap rangsangan yang diterima. Contohnya, suplemen yang bernutrisi bagi tubuh akan menguatkan tubuh kita, sedangkan jika suplemen yang tidak baik akan melemahkan tubuh kita. Karena pada dasarnya, tubuh kita tahu mana yang baik dan juga mana yang buruk.
Lalu pada tahun 1970, Dr. John Diamond menemukan bahwa tubuh kita akan menguat atau melemah sebagai respon dari pengaruh rangsangan positif dan negatif baik secara emosional maupun secara fisik. Uniknya, hal ini terjadi secara berulang, bersifat universal dan dapat ditebak.
Singkatnya, Hal ini membuat Prof Hawkins meneliti lebih lanjut dan menuliskan dalam bukunya. Beliau membuat skala frekuensi 1-1000.
"The scale indicates the amount of truth in any form of human expressions, such as people, events, and objects, because of the energy they imprint into the timeless quantum field. Those vibrations of energy get perceived by the attractor patterns of the brain on a subconscious level. It’s the anatomy of human consciousness."
Dari penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap kejadian yang telah berlalu, setiap orang yang pernah tinggal, setiap perbuatan yang kita lakukan, dan setiap pikiran yang kita punya akan mempengaruhi skala yang telah ditentukan. Sifat-sifat buruk akan memberikan frekuensi yang rendah, yaitu di bawah 200 dan memberikan energi negatif pada tubuh sehingga dapat membuat tubuh melemah dan rentan akan terkena penyakit. Sedangkan sifat-sifat baik akan memberikan energi positif dan frekuensi yang besar pada diri sehingga tubuh akan senantiasa menjadi lebih kuat dan tidak rentan terkena penyakit.
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang sangat terpuji, semua hal baik ada pada Rasul, bahkan sebagai tuntunan umat hingga sampai kelak akhir jaman. Selain pola hidup yang baik, hal ini juga yang membuat Rasul selama hidupnya hanya sakit 2 kali, yaitu pertama, ketika diracun oleh seorang perempuan Yahudi ketika ia menghidangkan makanan kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, jelang wafatnya.
MasyaAllah, itulah mengapa kita diperintahkan untuk selalu berperilaku baik, karena selain berdampak pada sekitar juga dapat memberikan energi positif serta meminimalisir sakit berkepanjangan. Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah kaki kita untuk terus berproses dan selalu menjadi pribadi yang baik, baik terhadap diri sendiri juga orang lain.
Sumber :
https://m.youtube.com/watch?v=y-OhvD_seSk
http://siimland.com/power-vs-force-review/
Comments
Post a Comment