What doesn't kill you, makes you stronger!
Terlihat tanggal terakhir postingan di blog ini sudah begitu lama sekali. Hampir 2 tahun sudah tidak menuliskan banyak hal. Memang aku yakin tidak ada pembaca blog ini selain diriku sendiri, namun mengingat blog ini sudah menemani perjalananku sejak SMA, dan blog ini sudah ku anggap sebagai 'pendengar' curhatku yang paling setia, aku tidak akan membiarkannya kosong dalam waktu yang lebih lama lagi. Banyak hal yang sudah ku tulis, baik dipublish ataupun hanya sekedar ku simpan di draft, baik cerita sedih maupun bahagia. Menulis membuat ku dapat mengekspresikan hal yang tidak dapat ku ekspresikan dengan orang lain. Dengan menulis, walaupun tulisan yang hanya ala kadarnya, aku dapat melepaskan segala beban yang sedang menggantung. Memang seringnya tidak ada solusi dari menuliskan segala masalah dan pikiranku, namun ketenangan yang Ia berikan setelah menulis adalah tujuan utama ku.
Banyak hal yang terjadi dalam dua tahun ini. Pandemi. Patah hati. Isoman. Tesis. Pengangguran. Jobseeker. Waktu-waktu berat yang menguras energiku begitu banyak. Khawatir. Takut. Kecewa. Bahkan sempat beberapa minggu aku menarik diri dari banyak hal.
Seperti yang pernah ku tulis di tulisan sebelumnya, mengutip lirik lagunya Mbak Kelly Clarkson, "What doesn't kill you, makes you stronger". Aku merasa tempaan-tempaan tersebut membuat ku lebih kuat. Lebih mengerti bahwa hidup tak selalu memihak pada kita. Lebih memahami perjuangan bapak ibu sebegitu beratnya untuk membesarkan 3 orang anaknya. Lebih dapat menghargai setiap perjuangan seseorang dalam menggapai mimpi dan citanya. Yang paling utama adalah lebih dapat membuka pikiran dan hati bahwa Allah lah yang paling tau apa yang aku butuhkan bukan hanya yang sekedar aku inginkan, dan hanya kepadaNyalah aku dapat berserah diri atas segala takdir yang memang telah ditentukan.
Mencari hikmah dalam suatu kejadian yang tidak begitu baik adalah hal yang tidak mudah bagi sebagian orang, termasuk aku. Butuh hati yang sangat lapang untuk dapat melihat dari sisi lain pada situasi yang memang tidak mudah untuk dihadapi. Namun inilah bagian dari pembelajarannya. Bagian dari ujian untuk sampai pada hati yang lapang. Bukankah kita tak bisa merasakan 'kelapangan', jika tak pernah melalui 'kesempitan' sebelumnya? Bukankah kita tak bisa merasakan terang, jika tak pernah merasakan gelap? Bukankah kita tak akan tau apa itu bahagia, jika tak pernah merasakan sedih?
Selamat menikmati ujian kehidupan yang sesungguhnya, Febri! Jika memang merasa tidak bisa melakukan dan melewatinya sendiri, kamu harus ingat bahwa, kamu memang tidak pernah sendiri :').
Comments
Post a Comment