Muhasabah, Kuy!



Kebiasaan memang akan menjadi biasa jika dibiasakan. Salah satu kebiasaan ku adalah meninggalkan tempat menulis ini dalam waktu yang sangat lama. Sebenarnya bukan karena waktu, sok sibuk sekali jika aku menyalahkan waktu yang membuatku sedikitpun tidak menulis. Aku tetap menulis, tapi di note hp, walaupun sedikit, hal itu sudah cukup membuat hati lega karena bisa menuangkan buah pikiran. Lalu apa yang membuat ku sering meninggalkan daydreamer ini dalam waktu yang cukup lama? Alasan paling kuat adalah rasa malas yang masih mendominasi ku, hmm, butuh penyemangat segera sepertinya biar rasa malas ini berkurang 😅.

Baiklaah, jadi apa yang membuat jariku kembali tergerak untuk menyentuhnya? Momentum! Ya. Momentum ini tepat sekali, sebentar lagi kita akan sampai pada hari dimana dulu akupun sempat ikut larut dalam euforianya. Tahun baru dengan segala resolusi-resolusi tahun barunya akan segera bertebaran di media apapun.

Lebih baik sebelum melakukan suatu kegiatan atau perayaan sudah sepatutnya kita mengetahui asal-usul di balik suatu kegiatan dan dapat memaknainya dengan tepat. Selain itu, hidup kita juga sudah diatur oleh syari'at agama, terlebih jika kita seorang muslim. Kita tidak bisa hidup sembarangan karena sudah ada pedoman yang menggariskan.

Lalu, bagaimana esensi tahun baru masehi yang sebenarnya bagi seorang muslim? Bagaimana seharusnya kita menyikapinya?

Tahun baru, dalam hal ini pada tahun masehi, tidak lain hanya merupakan pergantian angka tahun yang telah ditetapkan sejak zaman romawi dulu. Tidak ada esensi penting darinya untuk muslim sendiri, selain hanya penanda bahwa  sudah ±365 hari lamanya kita berjuang untuk menjadi diri kita sendiri, bertahan di tengah ujian dan cobaan yang pada akhirnya atas izinNya, semua kita bisa lalui. Pergantian angka tahun tersebut juga menandakan bahwa kita sudah satu tahun lebih mendekat pada kematian, yang siap tidak siap, kelak akan datang.

Bagaimana kita menyikapi hal ini? Karena tidak bisa kita ingkari juga bahwa kita hidup di dalamnya dan hal ini sudah menjadi tradisi selama bertahun-tahun. Hal yang pasti bisa kita lakukan, sebagai seseorang yang sudah paham, tak lain adalah memahami orang-orang di sekitar kita terlebih dahulu. Kemudian, ajak mereka untuk menjauh dari tempat-tempat yang sekiranya akan ada perayaan malam tahun baru. Lebih baik kita istirahatkan saja diri kita, tidur akan lebih bermanfaat sepertinya. Ataupun, jika memang aneh rasanya jika tidak melakukan apapun, datang saja ke acara-acara mabit yang diselenggarakan di Masjid sekitar. Alhamdulillah, saat ini sudah banyak yang menyelenggarakannya.

Tahun baru merupakan momen yang tepat untuk memuhasabah diri kita. Hal-hal apa saja yang telah kita lakukan dengan waktu 365 hari yang telah Allah berikan. Apakah sudah cukup mengantarkan kita menjadi hamba yang lebih baik atau malah sebaliknya, mundur menjadi hamba yang penuh akan kerugian.
Tahun baru dapat kita maknai sendiri, entah itu menjadi batasan, target, atau apapun hal-hal yang baik.
Yang perlu menjadi perhatian adalah waktu kita terus berjalan, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun. Tapi apakah kita hanya memfokuskan diri kita pada capaian pertahun, saat di sisi yang lain tidak ada yang menjamin bahwa umur kita masih ada satu tahun lagi. Bisa saja satu detik kemudian, Allah memanggil kita untuk berpulang. Maka, jadikanlah diri lebih baik tiap saat, jadikanlah diri lebih dekat kepadaNya di tiap hembusan nafas. Sehingga kelak jika memang waktunya tiba, kita akan pulang, setidaknya dalam keadaan berusaha untuk menjadi hamba yang lebih baik.

Selamat bermuhasabah.


https://youtu.be/pLmeSqlDD94

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan adalah Doa: Pascasarjana ITB

Dattebayo.

Ucapan adalah Doa : Awardee LPDP 2019