Ucapan adalah Doa: Pascasarjana ITB

"Siap, nanti kamu lanjut kuliah di sana, aku di ITB ya!"
Masih teringat jelas percakapan 2 insan di siang hari, yang entah bagaimana, ternyata sepertinya percakapan ringan tersebut terbawa oleh angin hingga sampai ke 'Arsy-Nya dan Sang Maha Mendengar pun mengabulkannya. Itulah mengapa, ucapan adalah doa, kan? Maka berucaplah yang baik-baik karena kita tidak pernah tau ucapan mana yang akan sampai ke 'Arsy-Nya.

Idealis memang, mahasiswa S1 yang sudah memimpikan untuk melanjutkan kembali studinya ke jenjang yang lebih tinggi sejak memasuki tahun ke-dua kuliah. Tidak tanggung-tanggung, Jepang menjadi suatu mimpi yang tertempel di dinding, sebagai negara tujuan selanjutnya untuk kembali menimba ilmu. Saat itu, yang ada di benakku adalah selama mimpi masih gratis, kenapa tidak? Aku hanya bisa berusaha dan untuk hasilnya? Pasti sudah ada yang mengatur :D.

Dibuat sejak tahun ke-dua masa kuliah S1 (bahkan masih ku simpan sampai hari ini)
Waktu terus berjalan tanpa bisa ku hentikan. Tiba-tiba sampailah aku di tahun terakhir ku, tahun ke-4. Sering sekali aku mempertanyakan diri sendiri, "Bagaimana persiapan mu, Feb? Katanya mau ke Jepang. Kok jalan di tempat?" dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang tak jarang membuat semangatku surut. Tak jarang juga aku meminta pendapat ke salah satu pembimbing ku mengenai rencana-rencana masa depan yang telah ku recanakan (Yep, manusia memang hanya bisa membuat proposal rencana, di-acc atau tidaknya itu sudah bukan kuasa kita. Ya, kan?). Selama itu pun aku mendapat banyak masukan dan insight baru mengenai masa depan, apa saja yang harus dipertimbangkan dan juga dipersiapkan. Hingga suatu hari, saat sedang gamang dan sangat butuh masukan, aku mengikuti suatu kajian dan entah kenapa, isinya sangat menyentil hati ku yang memang saat itu sedang butuh penguatan.

"Jadi wanita itu, kalau sudah menikah nanti tanggung jawab terbesarnya sudah berpindah dari orang tua kepada suami. Kalau kalian sekarang saja sudah merantau, jarang pulang, jarang tanya kabar orang tua, terus nanti saat pulang tiba-tiba bilang hendak langsung menikah. Kapan mau berbakti pada orang tua? Ibu yang telah melahirkan, ayah yang telah membesarkan? Pulanglah dulu. Bahagiakan mereka, selagi kalian masih sendiri."

JLEB!

Bukan. Bukan untuk memberi stigma jika perempuan tidak bisa menempuh pendidikan tinggi. Itu sebuah keharusan, karena perempuan kelak akan menjadi madrasah pertama bagi anaknya, we should prepare more! Bukan juga aku tidak setuju dengan menikah cepat, hei, menikah itu sungguh ibadah yang sangat mulia, bahkan lebih cepat lebih baik, karena dengan menikah, akan meminimalisir diri untuk melakukan perbuatan dosa. Semua orang mempunyai jalannya masing-masing, bukan? Namun, untuk keadaan ku yang sedang butuh arahan dan mendengar kalimat itu dari ustadzah, rasanya seperti oase di tengah padang pasir, seperti menemukan jarum di tengah tumpukan jerami, seperti merasa jalanku yang telah kehilangan arah mulai kembali terarahkan.

Ada perasaan mengganjal setiap aku menyiapkan syarat-syarat untuk mendaftar kampus tujuan di luar. Membuat timbul banyak pertanyaan lagi bagi diri, ini untuk siapa? Apakah ada yang belum ku tuntaskan? Ternyata benar, peranku sebagai anak selama ini belum sepenuhnya ku lakukan dengan benar. Jika setelah S1, aku langsung memutuskan untuk melanjutkan studi ke luar, apakah masih ada kesempatan itu?

Hal tersebut membuatku banyak berpikir, sehingga keluarlah salah satu postingan di blog ini, karena semua sudah digariskan, betul kan?
"Semakin dewasa, seharusnya semakin menyadari bahwa tugas kita bukan lagi hanya memikirkan diri sendiri, melainkan ada mereka yang menyayangi setulus hati. Ku kira itu akan semakin menyenangkan, tapi ternyata berkebalikan. Tidak bisa lagi semaunya, ego itu harus dikubur perlahan. Karena hanya dengan satu langkah kaki yang telah diputuskan, akan menentukan sebuah perjalanan lanjutan."
Pada akhirnya ku memutuskan untuk menyiapkan plan b. Bagaimana pun, niat ku untuk melanjutkan studi masih sangat besar, tapi aku juga harus mencari cara untuk tetap dekat dengan orang tua dan dapat pulang dengan mudah jika rindu rumah.

Wah, padahal baru pengantar, tapi sudah sepanjang ini-_-. Baiklah, kita masuk ke inti ya. Akhirnya setelah masa galau yang cukup panjang sampailah aku di hari mendapatkan kabar ini.

Surat Penerimaan ITB (LoA) Periode 1
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihat.. Allah sungguh begitu baik, dengan izinNya, pada tanggal 7 Mei 2019, percakapan pada siang hari itu ternyata di-acc. Aku diterima sebagai calon mahasiswa Pascasarjana baru Prodi Pengajaran Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mengapa akhirnya memilih ITB? Kok ambil Prodinya Pengajaran Kimia? Bagaimana prosesnya?  Syaratnya apa saja? Biayanya berapa? Oke, kita bahas satu persatu ya.

Mengapa ITB dan Pengajaran Kimia?

Sepertinya tidak perlu ku jawab lagi pertanyaan ini, atau mungkin harus ku ganti judulnya menjadi "Siapa sih yang ngga mau kuliah di ITB?" hehe. That was one reason I can't deny why I chose ITB as one of my future. Setelah masa gamang itu, aku membuka banyak web kampus dalam negeri, khususnya kampus terdekat dengan rumah, dari UI, UNJ, UPI, sampai UGM. Membaca pilihan prodi yang bisa ku pilih. Murni atau kembali Pendidikan? Ah, itulah tanda manusia hidup, iya kan? Penuh dengan pilihan. Dan menyertakan Allah dalam setiap pilihan itu adalah mutlak, betul?

Dalam masa pemilihan tersebut, aku kembali melihat alasan ku untuk melanjutkan studi. Alasan tersebut tertulis lengkap di Pernyataan Tujuan. Pernyataan Tujuan tersebut merupakan salah satu syarat dokumen yang dibutuhkan saat mendaftar Pascasarjana ITB, untuk selengkapnya dapat dilihat di sini.

Selain itu, Misi yang ingin dicapai dari Prodi Pengajaran Kimia juga menjadi daya tarik mengapa pada akhirnya aku memilih Prodi ini sebagai tempat aku belajar kemudian. Misinya adalah

“Memberikan program-program peningkatan penguasaan konsep-konsep ilmu kimia dan pengayaan metodologi pembelajaran kimia, sehingga guru dan pengajar dapat memiliki kompetensi pengajar kimia yang profesional seperti yang tertuang pada Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Lulusan program ini diharapkan dapat mengikuti perkembangan mutakhir dalam bidang sains Kimia secara aktif.”

Masih ingat bahasan mengenai Quarter Life Crisis di postingan sebelumnya? Yap, di sana disinggung mengenai pendidikan yang lebih tinggi. Poswolsky said "Don't go to grad school because you don't know what to do or because your parents think you should go. That's a 150.000 mistake. Go to grad school beacuse it will help you to achieve your purpose."

Maka, bagi siapapun yang sedang bimbang untuk lanjut studi, berkarir, atau butuh pertimbangan dalam memilih bidang yang ditekuni selanjutnya. Mulailah merancang dari akhir, yaitu tujuan. Saat kita sudah mengetahui tujuan apa yang kita inginkan, akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan langkah-langkah yang akan diambil kemudian.

Tahap Pendaftaran Calon Mahasiswa Pascasarjana ITB 

Pendaftaran mahasiswa pascasarjana termasuk tidak begitu rumit jika dibandingkan dengan pendaftaran S1 dulu. Biasanya pendaftaran menyesuaikan syarat yang diminta oleh tiap universitas, bahkan waktu pendaftaran dan belajarnya juga berbeda tiap kampus.

  • Timeline Pendaftaran Calon Mahasiswa Pascasarjana ITB

Setelah lulus dan memantapkan hati untuk mencari kampus tujuan di dalam negeri, aku sudah melirik ITB sejak menjelang wisuda (sekitar Oktober 2018). Pendaftaran Pasca ITB dibuka 2 kali setiap tahun, baik semester ganjil (mulai kuliah Agustus) dan semester genap (mulai kuliah Januari) sehingga memudahkan kita yang hendak mendaftar. Sempat terbesit untuk langsung mendaftar sesaat setelah wisuda, namun menimbang persyaratan yang belum lengkap dan sayang jika harus terburu-buru, akhirnya aku menunda untuk mendaftar di semester berikutnya, yaitu pada tahun 2019. Berikut adalah timeline pendaftaran untuk awal kuliah Agustus pada tahun 2019:

Timeline Pendaftaran Periode 1 (maaf terpotong karena hasil capture dari HP dan jadwal di web sudah berubah jadi tidak ada gambar lain)
Untuk pendaftaran pertama ini biasanya lebih lama dibandingkan dengan semester berikutnya. Di pendaftaran pertama terbagi menjadi 3 gelombang seperti yang tertera pada gambar. Kita dapat memilih salah satu dari gelombang tersebut. Info selengkapnya dapat dilihat di web USM ITB. Namun, biasanya untuk info timeline pendaftaran selalu diupdate tiap tahun dan tiap periode, tetapi untuk tanggal pelaksanaan mungkin tidak jauh berbeda dari tahun ke tahun.

Perbedaan dengan pendaftaran periode ke 2 untuk awal kuliah bulan Januari di tahun selanjutnya adalah timelinenya yang lebih singkat, biasanya hanya dibuka 1 kali pendaftaran saja. Seperti yang terlihat dalam pendaftaran periode ke 2 di tahun yang sama:

Timeline Pendaftaran Periode 2

  • Persyaratan Pendaftaran Calon Mahasiswa Pascasarjana ITB

Untuk persyaratan lebih lengkap dapat dilihat di web resmi USM ITB. Berikut adalah syarat secara umum yang harus dipenuhi:
  1. Memenuhi persyaratan Nilai Kemampuan Bahasa Inggris dengan rincian standar nilai yang diakui ITB sebagai berikut:
    1. TOEFL iBT (Internet Based Test) minimum sebesar 56, atau
    2. TOEFL CBT (Computer Based Test) minimum sebesar 151, atau
    3. TOEFL ITP minimum sebesar 475, atau
    4. TOEIC minimum sebesar 500, atau
    5. IELTS minimum sebesar 5, atau
    6. ELPT ITB minimum sebesar 77
  2. Memenuhi persyaratan TPA BAPPENAS minimum sebesar 475.
  3. Lulus seleksi persyaratan dan kemampuan akademik yang dilaksanakan oleh Program Studi tujuan.
  4. Melunasi biaya pelaksanaan Seleksi Mahasiswa Pascasarjana ITB, sebesar Rp. 600.000,-. Khusus bagi pelamar Magister Administrasi Bisnis, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, biaya pelaksanaan Seleksi Mahasiswa Pascasarjana ITB, sebesar Rp. 750.000,-.
Kemudian, jika syarat-syarat sudah lengkap, dapat membuat akun pendaftaran dan mendaftar secara online di laman https://usm.itb.ac.id/oreg/. Di sana terdapat dokumen-dokumen yang harus diunggah, di antaranya:
  1. Ijazah program sarjana asli (SKL boleh, tapi saat daftar ulang nanti harus membawa ijazah aslinya)
  2. Transkrip program sarjana asli
  3. Sertifikat nilai TPA BAPPENAS asli
  4. Sertifikat nilai kemampuan bahasa inggris (untuk sertifikat kemampuan bahasa inggris dan TPA tidak harus melakukan tes di ITB, langsung di lembaga yang terkait juga tidak masalah. Aku melakukan tes TPA langsung di BAPPENAS, Jakarta dan TOEFL di ILP, Cikini).
  5. Bukti kepemilikan asuransi kesehatan
  6. Surat rekomendasi dari 2 orang (sifatnya online, nanti akan diminta email perekomendasi kemudian ITB akan secara otomotis menghubungi perekomendasi melalui email)
  7. Pernyataan tujuan (berisi alasan, harapan, rencana pendidikan dalam mengikuti program magister, serta rencana pekerjaan dan profesi di masa mendatang)
Jika semua syarat sudah dipenuhi dan semua dokumen sudah berhasil diunggah, otomatis prosesnya selesai dan dapat diproses lebih lanjut oleh DEKTM ITB. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengikuti tes akademik yang dilakukan oleh masing-masing program studi.

  • Tes Program Studi
Tes program studi dilaksanakan di prodi masing-masing dan waktunya juga berbeda tiap prodi, jadi harus banget nih memberikan perhatian khusus untuk jadwalnya. Sepengalamanku saat tes kemarin, tidak ada lagi pemberitahuan lebih lanjut dari ITB bahwa kita akan melakukan tes pada hari yang telah ditentukan, haha. Sempat merasa bingung apakah aku harus tes beneran atau tidak, tapi dengan PD nya dan modal nekat, hari itu, tanggal 16 April 2019 sekitar pukul 01.00 dini hari, aku berangkat sendirian ke Bandung tanpa ada pengalaman ke Bandung sendirian sebelumnya (Jika bukan karena Allah yang memudahkan  dan menghilangkan rasa capek pada diri, mungkin aku sudah menyerah kemarin 😭)

Untuk Pengajaran Kimia sendiri tes nya sama dengan Kimia, yaitu tes tertulis yang terdiri dari Konsep Dasar Kimia, Kimia Analitik, Kimia Fisik, Kimia Organik, Kimia Anorganik dan Biokimia, dengan masing-masing soal 5 (seingatku). Perbedaannya jika kita mengambil kimia murni, dalam waktu yang sama, yang mendaftar kimia murni harus mengerjakan 2 soal pilihan lagi tergantung bidang yang akan dipilih, baik itu analitik, fisik, organik, anorganik atau biokimia.

Untuk tipe soalnya adalah soal essai dan beberapa isian singkat. Jika ditanya tingkat kesulitan soal? I even can't describe, wkwk. Bahkan, aku pun meragukan kebenaran dari jawaban-jawabanku. Namun, intinya sama seperti prinsip ku mengikuti lomba atau olimpiade kimia sebelumnya, I will do my best. Yang jelas kalau sudah belajar sungguh-sungguh dan paham konsep dasar, pasti lancar dalam mengerjakan.

Bagaimana persiapan belajar ku menjelang tes program studi? Hmm, lumayan mumet. Terlebih aku sudah bekerja dan waktu di rumah itu sangat tidak efektif untuk belajar, wkwk, ngertilah kenapa. Jadi terkadang aku harus mencuri sedikit waktu saat kerja, jika tidak ramai biasanya pasti aku sempatkan untuk mereview materi-materi S1. Tapi aku merasa bersyukur sekali pekerjaan ku sebelumnya adalah sebagai pengajar kimia, ku merasa banyak terbantu walau baru beberapa bulan mengajar, pelajaran yang bahkan dulu saat S1 aku tidak kuasai, dapat lebih mudah ku pahami dan kuasai setelah mengajar. Jadi teringat satu kalimat bagus
"If you want to master something, teach it. The more you teach, the better you learn. Teaching is a powerful tool to learn."
  • Biaya Pendidikan Pascasarjana ITB
Untuk program magister fakultas selain Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), biaya per semester yang harus dikeluarkan adalah Rp 13.500.000,- . Tanpa uang pangkal dan tambahan biaya lainnya. Tidak begitu mahal jika dibandingkan dengan salah satu kampus, tapi bagiku? Aku harus memutar otak kembali. Bagaimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu beberapa bulan sampai tanggal daftar ulang?

Sungguh, Allah memang masih meridhai ku untuk berjuang, sistem penerimaan mahasiswa pascasarjana ITB menyediakan tombol 'konfirmasi pengalihan'. Dimana calon mahasiswa yang masih belum memenuhi syarat yang harus dilengkapi atau bahkan mungkin masih berjuang mencari dana, dapat satu kali mengalihkan masa kuliahnya ke semester berikutnya. Hanya satu syaratnya, yaitu membayar biaya pengalihan sebesar Rp 100.000,-. Setelah membayar, pendaftar akan mendapat email dari DEKTM yang berisikan nomor registrasi dan password baru, yang kemudian akan menjadi akun selanjutnya pendaftar tersebut.

Laman Hasil Pengumuman
Pengumuman waktu itu jatuh pada tanggal 7 Mei 2019, sedangkan untuk pendaftaran selanjutnya jatuh pada bulan November. Aku masih punya waktu 6 bulan untuk mendapatkan 13.500.000 ini, atau bahkan lebih. Dari awal aku sudah berniat untuk melanjutkan studi kembali pun, bapak dan ibu sudah bertanya "Uang kuliahnya darimana?" dan aku selalu menjawab, "Ada Allah bu, pak, tenang." Entah terlalu optimis atau bagaimana, tapi aku selalu yakin, pertolongan Allah sangat dekat bagi hambaNya yang ingin berusaha. Jika memang pada akhirnya aku tak bisa mendapat 13.500.000 ini sampai bulan November besok, ya berarti memang belum jalanku untuk belajar kembali saat itu.

Itu semua merupakan serangkaian tahap pendaftaran calon mahasiswa pascasarjana ITB. Baik dari mulai persiapan sampai pengumuman sudah ku ceritakan. Namun, ternyata perjalanan ku memperjuangkan ITB ini masih berlanjut setelah hari itu, perjuangan belum berhenti.

Lalu bagaimana lanjutan ceritanya? Melihat tulisan kali ini sudah begitu panjang, mungkin akan bersambung ke postingan selanjutnya :D.


وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku” (Qs: Maryam : 4)


Semoga bermanfaat 🙏

Comments

  1. Assalamualaikum Mbak Febrianti... selamat atas kelulusannya diterima di ITB. Kalau boleh tahu lebih detail, tips apa yang harus dilakukan untuk menghadapi tes prodi? misal, mba belajar dari modul apa? atau kalau boleh tahu, 5 soal yang keluar menanyakan tentang apa hehe terimakasih mba atas perkenannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaykumussalam ka aje.. hmm, untuk belajar saya murni belajar dr catatan saat S1 saya dulu kak.. saya ada contoh soalnya, mungkin ka aje bisa email saya ya kak, nanti saya kirimkan febriatidian@student.uns.ac.id :)

      Delete
  2. wah mantap kak
    kalau untuk yang kimia non kependidikan, kira kira seleksinya s2 di itb mirip mirip gak ya? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mirip kook, cm ada tambahan soal untuk masing² kelompok keilmuan yg dipilih aja

      Delete
    2. mungkin kakak punya contoh soalnya? hehe
      kalau boleh minta, hitung hitung buat belajar di bagian kimianya

      Delete
    3. Email aja yaaa, emailnya ada di komen sebelumnya..

      Delete
  3. assalamualaikum ka,
    ka mau tanya, perihal konfirmasi pengalihan, apakah kakak langsung dapat email konfirmasi dari DEKTM setelah melunasi, atau nunggu email DEKTM nya cukup lama ?, soalnya saya sudah melunasi tapi belum mendapatkan email konfirmasi dari DEKTM.
    terimakasih kak sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaykumussalam, halo kak. Seinget saya waktu itu dpt password dan username barunya mendekati dibukanya pendaftaran selanjutnya, jd memang agak lama nunggunya. Ini seinget saya ya kak, semoga masih seperti demikian..

      Delete
    2. ohh oke ka, kita dapat LoA lg apa tidak ya kak?, kalo kita mau daftar beasiswa yg mensyaratkan adanya LoA, apakah kita pakai yang pertama saja atau bagaimana ka?

      Delete
    3. ka boleh minta kontaknya ka? ingin konsultasi perihal LoA dan beasiswa ka

      Delete
  4. Assalamualaikum kakk, terimakasih telah share kak, semoga kakak sehat wal'afiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT
    Jadi saya berencana mau daftar pascasarjana ITB semester depan untuk kimia murni, apa boleh share materi detail yang harus dipersiapkan kak? Supaya ada bayangan soalnya seperti apa karna luas banget. Terimakasih sebelumnya 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaykumussalam, halo kak, terimakasih banyak atas doanya, semoga doa baik kembali pd yg mendoakan 😊. Untuk materi memang iya kak, semua KK hrs dikuasai (Anor, organik, analitik, fisik, biokim) jd memang tidak ada kisi² materi apa yang akan keluar. Hihi, jd memang jrs review semua materi kembali setidaknya materi dasar dr semua KK itu kak. Apalagi untuk murni, hrs bisa mengerjakan soal terkait KK yg akan dipilih..

      Delete
  5. hallo kak, terima kasih atas sharenya, saya mau ijin minta contoh soalnya juga untuk kimia murni, saya email ya kak

    ReplyDelete
  6. Assalamualaikum ka, mau tanya perihal pengalihan apakah hanya berlaku di pendaftaran semester ganjil ataukah pendaftaran semester genap juga bisa?
    Terimakasih informasinya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaykumussalam.. setau saya setiap tahap penerimaan ada sitem pengalihannya kak, jd kyknya sih tiap semester bisa

      Delete
  7. Halo kak, mau tanya, untuk biaya pengalihan UKTnya itu apa benar 100rb? Atau itu kurang satu 0 nya jd harusnya 1jt? Hehehe makasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah iya kak... Kok saya baru sadar ya.. Terimakasih sebelumnya sudah dikoreksi yaa 🙏🙏

      Delete
  8. Assalamualaikum Kak, bolehkah saya meminta email Kakak? Saya ingin bertanya mengenai sistem peralihan Kak. Terimakasih sebelumnya Kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaykumussalam,, boleh kak, langsung email aja, sama seperti email di komen sebelumnya, febriatidian@student.uns.ac.id, tp maaf agak slowresp yaa

      Delete
  9. Saya anak laki yang punya jiwa petualang begitu besar. Selalu bermimpi untuk bisa keliling dunia. Sempat stress berat selama sebulan ini, jalan untuk kuliah di luar sudah di depan mata, sudah kursus bahasa asing, sudah siapkan berkas, mungkin kendalanya ya memang pandemi sehingga untuk international student di LN bisa jadi pemberangkatannya fifty". Dalam pertimbangan saat ini, gelisah menjadi teman. Takut akan salah langkah dan menyesal tidak bisa menimba ilmu di luar negeri. Tapi jika ditanya realita, nyatanya usia ortu yang tidak lagi muda yakni usia kepala 6, membuat saya berpikir, Saya seorang anak terakhir yang punya tanggung jawab menemani mereka krena saudara yg lain sudah berkeluarga. Sampailah dititik dimana saya bertanya, apakah benar saya harus meninggalkan Indonesia untuk diri sendiri dengan mengejar mimpi tapi menutup mata untuk orang tua ? Dimasa berfikir itu akhirnya saya tidak tau kenapa diarahin nyoba" ambil s2 di itb, dengan segala ketidak niatan saya, dan takdir tuhan membuat saya diterima. Hingga hari ini saya masih bingung harus seperti apa, apakah idealis mengambil langkah ngotot ke LN di pandemi ini ataukah menjalanin arah angin yang disediakan tuhan didepan mata. Setidaknya selama istikharah sebulan ini, beberapa case membuat saya tetap berat ke itb, ada gerakan hati yang tidak bisa di definisikan kenapa... yang kadang melawan logika untuk idealis ngejer kuliah s2 di LN. Dan jalan tuhan membawa saya ke blog ini.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dattebayo.

Ucapan adalah Doa : Awardee LPDP 2019