But Allah Will


Sudah berhari-hari sejak aku memutuskan berusaha untuk menutup lembaran lama. Ku kira seiring waktu berjalan, semuanya akan kembali baik-baik saja, tapi ternyata, semakin aku memberi jarak, pada saat yang sama juga aku semakin merasakan ketidaktenangan. Ada yang bilang "time will heal". Tetapi jika waktu-waktu yang telah dilalui tersebut diisi oleh ratapan, kesedihan dan penyesalan, bagaimana bisa menyembuhkan?

Kata @adjiesantosoputro, ketidaktenangan itu asalnya adalah dari pikiran kita sendiri, yang enggan beranjak dari kenangan masa lalu dan juga masih tidak bisa terima kalau hari ini dan masa lalu itu berbeda. Terperangkap dalam ilusi dan drama yang dibuat sendiri. Menyedihkan sekali.

Luka memang membutuhkan waktu untuk sembuh. Namun jika hanya mengandalkan waktu, bertahun-tahun menunggu pun sakit dari luka itu akan tetap ada. Butuh niat dan upaya, terlebih penerimaan pada diri jika hati ini memang pernah terluka oleh harapan yang dibuat-buat sendiri. Dan satu kunci yang paling utama adalah, senantiasa menyertakan Allah di hati. Apapun yang terjadi pada diri, termasuk luka di hati, merupakan anugerah dariNya. Dengan merasakan sakit, aku sangat bersyukur karena ternyata hati ku masih ada di dalam diri. Dengan merasakan sakit juga membuatku belajar, untuk berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan sehingga tidak ada hati lain yang akan tersakiti.


Sudah hampir setahun lebih membuat jarak, pasti sudah jauhkan jaraknya? Sekarang waktunya aku berhenti, membiarkan jarak yang telah terbentuk oleh ego sendiri dan menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Illahi.

Because not the time that will heal, but Allah will.

Comments

Popular posts from this blog

Ucapan adalah Doa: Pascasarjana ITB

Dattebayo.

Ucapan adalah Doa : Awardee LPDP 2019